Kamis, 29 November 2012


Cerpen karyaku sendiri :

KUTITIP 3 SURAT
Manusia tidak akan tahu kapan manusia itu akan kembali kepada sang Pencipta. Begitu juga dengan Viona. Viona baru saja ditinggal pergi oleh ayahnya. Sekarang Viona hidup sebatang kara di Malang,karena Ibunya juga sudah meninggal saat Viona masih bayi. Viona tidak punya keluarga lagi di Malang.Semenjak ditinggal pergi oleh ayahnya, Viona harus hidup mandiri dan harus lebih bekerja keras untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari.
Viona masih bisa melanjut sekolah karena dia mendapat beasiswa. Dia sekolah di SMA Negeri 1 Malang. Viona termasuk siswa yang populer karena kepintarannya,selain itu juga karena Viona ialah kapten basket putri SMA Negeri 1 ini. Namun semenjak Viona hidup sendiri, Viona mengundurkan diri dari club basket sekolahnya. Sekarang Viona hahnya berfokus pada pelajaran dan pekerjaannya yang baru. Viona bekerja dikantin sewaktu istirahat dan pulang sekolahnya lanjut ke kafe dekat rumahnya sampai malam.
***



Walaupun kehidupan Viona begitu perih,dia masih tetap dapat tersenyum untuk menghadapinya. Hingga suatu saat sahabat Viona heran dan bingung dengan sifat Viona.
“ Viona,kamu ngak capek? “ tanya Ita,salah satu sahabat Viona.
“Hmhm. Capek sih tapi apa boleh buat, ini semua udah jadi tugas aku.” Jawab Viona sambil memberi pesanan kepada pembeli.
“ Gue salut deh ama loe Viona. Loe yang sekolah sambil kerja ngak pernah merasa capek,loe selalu tersenyum. Nah gue? Walau kerja gue cuma belajar, gue itu capek banget. Pokoknya gue salut banget deh ama loe.” Sambung Leo sahabat Viona yang lain.
Semenjak masuk SMA, Viona langsung punya sahabat Ita dan Leo karena pertama hanya mereka berdualah yang berani membela dia dari Tiwi dan genknya. Sampai sekarang juga Tiwi masih sering mengganggu Viona.
“Heh semua, mohon perhatiannya... !” perintah Susi, anggota genk Tiwi yang berhasil memikat perhatian semua orang yang berada di kantin.
“Loe semua harus tahu ya, kalau makanan yang dijual disini itu beracun.” Seru Tiwi melanjutkan pernyataan Susi.
“Heh... Maksud loe ngomong gitu apa? Hah?” bentak Leo.
“ Maksud gue itu baik lagi, gue mau nyelamatin nyawa siswa-siswi disekolah ini karna makanan ini semua beracun. Trus gue juga pengen ngingatin kalian semua kalau sebenarnya Viona itu adalah wanita malam. “ timpal Tiwi yang berhasil membuat gempar satu sekolah, terutama Leo dan Ita.
“Maksud loe ngomong itu apaan?” tanya Ita dengan amarah.
“Emangnya loe ngak denger apa yang gue bilang tadi? Viona itu wanita malam.” Kata Tiwi dengan senyumnya yang licik.
“Heh... Jaga ya omongan loe, emang benar Viona kerja dikafe tapi itu dikafe makanan bukan kafe malam tempat wanita malam itu.” Jelas Leo.
“Udah-udah Leo,Ita, jangan dilawan. Terserah dia mau ngomong apa. Buktinyakan aku ngak berbuat apa-apa. Jadi ngak usah dimasukin kehati ya.!” Pinta Viona sambil menarik kedua sahabatnya itu dari kantin.
Tet...tet...tet...
Bel berbunyi tanda istirahat berakhir dan pelajaran dimulai.
***
Jam menunjukkan pukul 23.30, Viona masih beres-beres dikafe.
“Viona, kita pulang yuk. Kan semua udah beres. Pintu,jendela juga udah aku kunci kok.” Ajak Lastri teman satu kerja Viona.
“Duluan deh kak. Kerja aku juga belum siap nih.” Jawab Viona sambil melanjutkan kerjanya.
“Oke deh. Hati-hati ya. Bye...bye...bye...” kata Lastri sambil berlalu.
Viona tinggal sendiri dikafe dan melanjutkan pekerjaannya.Setelah selesai Viona pun pulang. Selama diperjalanan, dia merasa sakit pada leher dan punggungnya,sakit sekali sampai Viona tidak sadarkan diri.
***
“Aduh...” seru Viona ketika merasa ada sesuatu yang membasahi wajahnya.
“Akhirnya loe bangun juga, gue pikir loe itu udah mati!” kata lelaki itu sambil beranjak pergi.
“Eh,tunggu dulu... “ kata Viona sambil bangkit berdiri.
“Makasih ya. Nama kamu siapa? “ timpal Viona.
“Andri. Pulanglah,tidak baik seorang wanita ada di luar rumah malam-malam begini.” Kata Andri sambil pergi melanjutkan langkahnya.
Setelah ditingggal Andri, Viona melanjutkan perjalanannya kerumah. Sekitar 5 meter dari rumah, Viona ingin kekamar mandi tapi dia tidak bisa mengontrolnya sehingga dia ngompol. Dia tidak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri.
“Ada apa denganku Tuhan?” pertanyaan itu selalu terbayang dibenak Viona dan tak ada yang bisa menjawabnya.
***
Sekarang hari terakhir Ujian Nasional disekolahnya Viona.
Tet...tet...tet... Bel tanda berakhirnya Ujian Nasional sudah berakhir. Setelah bel berbunyi Tiwi langsung menghampiri Viona dan mendorongnya ke kursi yang disusun sehingga kursi-kursipun terjatuh dan membentuk kepala belakang Viona,Viona pun pingsan.
“ Heh, kamu apa-apaan sih?” seru Ita yang berlari dari ruangannya untuk menampar Tiwi.
“Heh, berani-beraninya loe ya.” Balas Tiwi sambil ingin menmpar balik Ita namun tidak bisa. Karena Ita adalah siswi tomboy yang jago pencat silat. Akhirnya Tiwi berakhir dengan hidung berdarah.
“Mana Viona?” tanya Ita setelah selesai berkelahi dengan Tiwi.
“ Udah dibawa Andri ke Rumah Sakit.!” Jawab salah satu siswa yang sedari tadi menonton perkelahian antara dia dan Tiwi.
“Andri mana? Anak IPS itu?” tanya Ita meminta kepastian.
“Ea.”  Jawab suara itu lagi. Ita pun berlari menyusul Andri ke Rumah Sakit.
Dirumah sakit, Andri, Ita dan Leo menunggu Viona sadar. Dokter yang menangani Viona sudah keluar dari tadi tapi belum bisa memberi penjelasan karena hasil cek darahnya belum keluar dari laboratorium.Dokter masuk lagi kedalam ruangan Viona.
“Bagaimana keadaan saya dok?” tanya Viona yang ternyata dari tadi sudah sadar.
“ Sebelumnya saya minta maaf karena harus memberi tahu anda hal yang buruk. Kamu positif menderita kanker tulang stadium 4. Dan diprediksi kamu bisa tiba-tiba mati.” Jelas dokter itu sambil menyerahkan hasil lab. Mendengar itu, Viona drop dan dia langsung berlari keluar. Viona berlari keluar dari ruangan dan rumah sakit.
***
“Kok kamu lari dari Rumah Sakit sih Viona. Kamu kan masih sakit.?” Tanya Ita ketika berkunjung kerumah Viona.
“ Aku ngak apa-apa kok. Uang Rumah Sakit mahal,aku ngak punya uang untuk membayarnya makanya kau pergi.” Jawab Viona dengan senyumnya yang manis.
“Hy...” seru Leo dari balik pintu sambil membawa seseorang dibelakangnya.
“Hai...” balas Viona dan Ita dengan semangat.
“Viona, kenalin kawanku dan yang nolong kamu kemaren waktu pingsan disekolah. Andri.” Kata Leo memperkenalkan teman sekelasnya itu.
“Oh... Viona. Terima Kasih ya.” Balas Viona sambil memberi tangannya, Andripun membalas tangan Viona.
“ Kita liburan yuk... Kita liburan ke Bandung, kerumahnya Andri. Hahaha...” rayu Leo pada sahabatnya.
Mereka semua setuju untuk menghabiskan waktu liburnya di Bandung.
***
Langit pagi di Bandung begitu cerah, ini hari pertama Viona, Ita dan Leo berada di Bandung tepatnya berada dirumah Andri. Selama di Bandung mereka bersenang-senang. Viona memberi moment yang indah untuk sahabatnya.Untuk Andri juga. Orangtua Andripun senang dengan kehadiran teman-teman anaknya kerumahnya terutama dengan kedatangan Viona. Andri berubah drastis. Andri sekarang menjadi lebih terbuka dengan orang lain.
Tidak terasa pengumuman hasil Ujian Nasional sudah tertempel dimading sekolah. Semua siswa/i yang mengikutinya saling berebutan untuk melihatnya. Viona, Ita, Leo dan Andri lulus. Mereka lulus dengan nilai yang memuaskan terutama Viona,dia lulus dengan nilai tertinggi.
“Gue pergi dulu ya, bentar aja. “ kata Viona pamit dengan sahabatnya.
“Kamu mau kemana?” tanya Ita.
“Aku mau ketemu bapak dan ibuku dulu. Aku ditemanin ama Andri kok.” Kata Viona sambil menarik tangan Andri.
Andri hanya diam dengan tingkah laku Viona. Ketika sampai dipemakaman, Viona terhenti karena melihat ada orang lain yang mengunjungi makam ayah dan ibunya. Ternyata orang itu adalah Tiwi. Tiwi sepertinya menangis, dia mengakui semua kesalahannya diatas makam ayah Viona. Ternyata Tiwilah orang yang telah membunuh ayah Viona. Dan sekarang Tiwi buta entah karena apa.
“Mengapa kamu membawa saya kesini?” tanya Andri memecahnya khayalan Viona yang bisa membuat Viona gila.
“Viona menarik lagi tangan Andri kerumah sakit. Tiba dirumah sakit Viona menceritakan semuanya. Semuanya tentang dirinya,mulai dari penyakit yang dideritanya,tentang orang tuanya yang sudah meninggal tapi sahabatnya tidak tahu. Viona juga memberi tahu tentang Tiwi,rencananya juga telah diceritakannya kepada Andri.
Jam menunjukkan pukul 15.00. Viona dan Andri sudah berada didepan makam orangtua Viona. Sekarang mata Viona sudah tidak ada lagi. Dia  juga menitipkan 3 surat kepada Andri untuk diberi kepada kedua sahabatnya dan untuk Tiwi.
Setelah itu Viona berdoa didepan makam orangtuanya dan meninggal dipelukan Andri.
Semua orang datang pada pemakaman Viona, termasuk Andri,Ita,Leo, dan Tiwi. Hingga acara pemakaman selesai,keempat orang ini masih berada dimakam. Mereka menangis. Mereka mengis sambil menggenggam surat mereka masing-masing.
Tersenyumlah. Jangan tangisi kepergiaku. Karena aku mencintai kalian.”
Suara itu terdengar dengan hamburan daun-daun yang diterpa angin.
“Aku juga sangat mencintaimu VIONA... “ teriak  mereka bersamaan sambil menangis dan berpelukan.
-END-

Yosi Novia Hutabarat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar